Sabtu, 18 Oktober 2014

FILOSOFI AIR

FILOSOFI AIR


Hiduplah seperti air. Mengalir dan bergelombang dengan tenang. Menjadi sumber kehidupan segala hal yang hidup. Tetapi, harus hati-hati dengan air, sebab jika air dibendung, ia mampu meratakan apapun yang dilewatinya. Hiduplah seperti air yang membentuk sesuai wadah air itu sendiri.


Air itu fleksibel di segala medan lokasi. Dia tidak pernah takut di keadaan apapun, dinamis. Air itu kuat. Sekeras-kerasnya batu akan rusak oleh tetesan air. Dirubah dalam bentuk apapun, air tidak akan hilang. Misalnya dipanaskan akan menjadi uap tapi zatnya tidak hilang, didinginkan akan membeku tapi zatnya tidak akan hilang juga.

 

Secara ilmiah, Hawking 1997 –fisikawan Amerika-- menyebut bahwa air adalah hidup yang bertipikal anomaly. Air memiliki anomali khusus dan hampir berbeda dengan ciptaan Tuhan lainnya. Proses pembekuan dan pencarian air demikian ritmik dan menjamin kehidupan apapun di sekitarnya. Menjadi apapun itu air, ia tetap memberi jaminan ketentraman bagi kehidupan.


Mengutip Moch. Hatta, tentu bukan gincu atau liptstik. Sebab pewarna (hijau, kuning, merah, hitam atau ungu) justru minta dilarutkan oleh air. Tanpa air, warna apapun tidak akan pernah menjadi sebuah keindahan. Fungsi warna-warna tadi, akan terjadi justru di saat air berkenan digunakan.Itulah mungkin kenapa, Thales –filosof Yunani abad ke 7 Sebelum Masehi—menyebut air sebagai asas kehidupan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar