KARAKTERISTIK AWAN
Oleh: Andy Kurniawan
A.
PENGERTIAN
AWAN
Awan adalah
sekumpulan tetesan air/kristal es di dalam atmosfer yang terjadi karena
pengembunan/pemadatan uap air yang terdapat dalam udara setelah melampaui
keadaan jenuh. Atau Awan adalah massa kecil
dari tetesan air atau kristalbeku tergantung
di atmosfer di atas permukaan bumi atau
tubuh planet lain. Awan juga massa terlihat yang tertarik
oleh gravitasi, seperti massa materi dalam ruang yang disebut awan
antar bintang dan nebula.
B.
PROSES
TERBENTUKNYA AWAN
Awan itu sendiri terbentuk dari titik-titik uap air dari bumi (misalkan
uap air laut) yang berkumpul di udara dan menempel pada media yang bisa
ditempeli oleh uap air tersebut dalam ketinggian tertentu di atas permukaan
bumi. Media yang dapat ditempeli oleh partikel-pertikel uap air tersebut
biasanya adalah partikel garam dari lautan, atau asap dari bumi sehingga
kumpulan partikel uap air tersebut membentuk gumpalan awan yang besar. Awan ini
merupakan bibit hujan yang bergerak sesuai dengan arah tiupan angin.
Penguapan ini dapat diperoleh
dengan 2 cara, yakni :
- Apabila
udara panas, lebih banyak uap terkadung di
dalam udara karena air lebih cepat menguap. Udara panas yang sarat dengan
air ini akan naik tinggi, hingga tiba di satu lapisan dengan suhu yang
lebih rendah, uap itu akan mencair dan terbentuklah awan, molekul-molekul
titik air yang tak terhingga banyaknya.
- Suhu udara tidak berubah, tetapi keadaan atmosfer lembab. Udara
makin lama akan menjadi semakin jenuh dengan uap air.
Apabila awan telah terbentuk, titik air dalam awan akan menjadi
semakin besar dan awan itu akan menjadi semakin berat, dan perlahan-lahan daya
tarikan bumi menariknya ke bawah. Hinggalah sampai satu peringkat titik-titik itu
akan terus jatuh ke bawah. Hingalah sampai satu peringkat titik-titik itu akan
terus jatuh ke bawah dan turunlah hujan.
Namun jika titik-titik air tersebut bertemu udara panas,
titik-titik itu akan menguap dan awan itu akan lenyap. Inilah yang menyebabkan bentuk
awan itu selalu berubah-ubah. Air yang terkandung di dalam awan silih berganti
menguap dan mencair. Inilah juga yang menyebabkan kadang-kadang ada awan yang
tidak membawa hujan.
Awan hangat yang terbentuk dari
partikel air dapat menyebabkan terjadinya hujan gerimis. Awan hangat ini dapat
jatuh ke permukaan bumi karena pengaruh gravitasi dan saat jatuh ke bumi masih
berwujud kumpulan partikel air yang kecil. Dalam perjalanan jatuh ke bumi,
kumpulan partikel air ini ada yang menguap dalam perjalanan sehingga ia tidak
sampai ke permukaan bumi, akan tetapi ada juga yang dapat sampai ke permukaan
bumi sehingga membentuk hujan gerimis.
Awan hangat juga dapat membentuk hujan
lebat, proses terjadinya dimulai saat partikel air dari awan hangat ini jatuh
kedalam awan yang berada dibawahnya dan saling bertabrakan sehingga membentuk
tetesan air yang lebih besar. Tetesan air yang jatuh ke bumi ini dapat
bergabung dengan tetesan dari awan lain sehingga membentuk hujan yang lebat.
Selain terbentuk dari awan hangat,
hujan lebat juga dapat terbentuk dari awan dingin yang terbentuk dari kristal
es dan partikel air yang berada jauh lebih tinggi dari pada awan hangat. Uap
air atau partikel air akan menempel pada kristal es dan ikut membeku sehingga
kristal es ini semakin membesar dan berat. Karena kristal es tersebut semakin
besar karena tertempeli oleh uap air yang ikut membeku, maka ia akan semakin
berat dan akhirnya jatuh ke permukaan bumi. Dalam perjalanan jatuh, udara yang
hangat akan mencairkan kristal es tersebut sehingga yang jatuh ke permukaan
bumi hanya berwujud tetesan air atau hujan yang lebat. Bila udara yang dilewati
kristal es ini ketika jatuh dingin (misalnya didaerah yang beriklim dingin)
maka kristal es ini akan jatuh tetap pada wujud kristal, dan yang terjadi
adalah hujan salju.
C.
JENIS-JENIS
AWAN
Jenis- jenis awan sangat beraneka
ragam, diantaranya adalah :
I. Menurut Bentuknya
A. Awan Kumulus
(commulus)
Awan Kumulus adalah
awan yang bentuknya seperti bunga kol. Awan ini terjadi karena proses konveksi.
Secara lebih rinci awan ini terbagi dalam 3 jenis, yaitu: strato kumulus yaitu
awan kumulus yang baru tumbuh, kumulus, dan kumulonimbus yaitu awan kumulus
yang sangat besar dan mungkin terdiri beberapa awan kumulus yang bergabung
menjadi satu.
B. Awan Stratus
Awan stratus sangat
rendah, tebal dan berwarna kelabu. Awan ini kelihatan seperti lelangit rendah
atau kabus di tanah.
C. Awan Cirrus
Awan cirrus adalah
awan tinggi dengan ciri-ciri tipis, berserat seperti bulu burung. Pada awan ini
terdapat kristal-kristal es. Terkadang puncak awan cirrus bergerak dengan
cepat. Arah anginnya juga dapat bervariasi. Awan Cirrus terbentuk ketika uap
air membeku menjadi kristal es pada ketinggian diatas 8000 meter.
II. Berdasarkan
Ketinggiannya
1. Awan rendah
a) Stratokumulus, awan
Nimbostratus dan awan Stratus. terletak kurang daripada 3 000 meter dari muka
bumi.
b) Awan Stratokumulus
kelihatan kasar.
c) Awan Nimbostratus
gelap dan mempunyai lapisan-lapisan jelas dan dikenali juga sebagai awan hujan
d) Awan Stratus sangat
rendah, tebal dan berwarna kelabu. Awan ini kelihatan seperti lelangit rendah
atau kabus di tanah.
2. Awan Sederhana
Tinggi
a) Tediri daripada awan
Altokumulus dan Altostratus. letaknya antara 3 000 hingga 6 000 meter dari muka
bumi
b) Awan Altokumulus
berkepul-kepul, tidak rata dan berlapis. Awan itu selalu menggambarkan keadaan
cuaca yang baik.
c) Awan Altostratus
lebih padat, berwarna kelabu dan kelihatan seperti air. Awan ini
berjurai-jurai.
3. Awan Tinngi
a) Terdiri daripada
awan Sirus, Sirokumulus dan Sirostratus
b) Awan Sirus kelihatan
seperti kapas tipis dan awan ini menunjukkan cuaca agak cerah.
c) Awan Sirokumulus
kelihatan seperti sisik ikan.
d) Awan Sirostratus
ialah awan putih yang tipis seperti tirai.
4. Awan yang tinggi ke
atas
a) Terdiri daripada
awan Kumulus dan awan Kumulonimbus. letaknya kira-kira 6 000 hingga 9 000 meter
dari muka bumi.
b) Awan Kumulus
terbentuk kelompok- kelompok bulat
c) Awan Kumulonimbus
berbentuk kelompok-kelompok besar. Kelompok-kelompok yang berwarna putih dan
hitam ini mempunyai bentuk dan rupa yang beranekaragam. Awan membawa hujan yang
disertsi dengan kilat dan petir.
III.Awan-awan dalam WMO
dibagi menjadi 10 jenis awan, yaitu :
1. Awan Ciruus 6. Awan Cirrostratus
2. Awan Cirrocumulus 7. Awan Altocumulus
3. Awan Altostratus 8. Awan Nimbosstratus
4. Awan Stratus 9. Awan Stratocomulus
5. Awan Cumulus 10. AwanCumulonimbus
D.
KELUARGA-KELUARGA
AWAN
Awan mempunyai beberapa
jenis, yaitu: 1). Awan Cyrus 2). Awan Cumulus 3). Awan Stratus. Para Pilot,
biasanya sangat menakuti Awan Cumulus, karena didalam awan Cumulus terdapat
banyak aliran listrik. Yang biasa muncul dalam dalam bentuk sebagai Guntur.
1.
Awan Tinggi (Keluarga A)
Bentuk awan tinggi
antara 10.000 dan 25.000 kaki (3.000 dan 8.000 m) di daerah kutub , 16.500 dan
40.000 kaki (5.000 dan 12.000 m) di daerah beriklim sedang dan 20.000 dan
60.000 kaki (6.000 dan 18.000 m) di daerah tropis. Pada kawasan tropis,
awan ini terletak di ketinggian 6-18 km, pada kawasan iklim sedang awan ini
terletak pada ketinggian 5-13 km, sedangkan di kawasan kutub terletak pada 3-8
km.
Awan di Keluarga A
meliputi:
a.
Genus Cirrus (Ci):
gumpalan awan putih berserat kristal es halus yang terlihat jelas di langit
biru. Secara umum non-konvektif kecuali castellanus dan spesies floccus.
Ø Spesies fibratus Cirrus (Ci fi): cirrus berserat
tanpa jumbai atau kait.
Ø Spesies uncinus Cirrus (Ci UNC): Hooked cirrus
filamen.
Ø Spesies spissatus Cirrus (Ci spi): cirrus Patchy
padat.
Ø Spesies castellanus Cirrus (Ci cas): Sebagian
cirrus menara.
Ø Spesies floccus Cirrus (Ci flo): Sebagian cirrus
berumbai.
b.
Genus Cirrocumulus (Cc):
lapisan awan yang tampak seperti ombak di pasir pantai, berbentuk bulat kecil
atau serpih dan bewarna putih yang berkelompok atau berbaris.[1]
Ø Spesies Cirrocumulus stratiformis (Cc str):
Sheets atau patch yang relatif datar cirrocumulus.
Ø Spesies Cirrocumulus lenticularis (Cc len): Lens
cirrocumulus berbentuk.
Ø Spesies Cirrocumulus castellanus (Cc cas):
cirrocumulus menara.
Ø Spesies Cirrocumulus floccus (Cc flo):
cirrocumulus berumbai.
c.
Genus Cirrostratus (Cs):
A non-konvektif cadar tipis yang biasanya menimbulkan halos. Matahari dan bulan
terlihat di garis yang jelas. Biasanya mengental menjadi menjelang altostratus
depan hangat atau daerah tekanan rendah.
Ø Spesies Cirrostratus fibratus (Cs fib):
cirrostratus berserat kurang terlepas dari cirrus.
Ø Spesies Cirrostratus nebulosus (Cs neb): rata
selubung cirrostratus.
a)
Awan Cirrus (Ci)
Ciri-ciri awan cirrus :
Ø
Awan ini halus, dan
berstruktur seperti serat dan bentuknya mirip bulu burung.Awan ini juga sering
tersusun seperti pita yang melengkung di langit, sehingga seakan-akan tampak bertemu
pada satu atau dua titik horizon.
Ø
Awan ini tidak
menimbulkan hujan.
Ø
Awan ini terdiri
daripada halbor air yang terjadi disebabkan suhu terlalu dingin pada atmosfer.
Ø
Awan Sirus ini
ditiupkan angin timuran yang bergelora. Awan ini berwarna putih dengan
pinggiran tidak jelas.
b)
Awan Cirrostratus (Ci-St)
Ø
Bentuknya seperti
kelembu putih yang halus dan rata menutup seluruh langit sehingga tampak cerah,
bisa juga terlihat seperti anyaman yang bentuknya tidak teratur.
Ø
Awan ini juga
menimbulkan hallo(lingkaran yang bulat) yang mengelilingi matahari dan bulan
yang biasanya terjadi di musim kemarau.
c)
Awan Cirrocumulus(Ci-Cu)
Ø
Awan ini bentuknya
seperti terputus-putus dan penuh dengan kristal-kristal es sehingga bentuknya
seperti sekelompok domba dan sering menimbulkan bayangan.
2.
Awan Tengah (Keluarga B)
Awan Tengah cenderung
terbentuk pada 6.500 kaki (2.000 m), tetapi dapat terbentuk pada ketinggian
sampai 13.000 kaki (4.000 m), 23.000 kaki (7.000 m) atau 25.000 kaki (8.000 m),
tergantung pada daerah. Umumnya lebih hangat iklim, semakin tinggi dasar awan.
Nimbostratus merupakan awan pada ketinggian menengah yang dapat bergerak turun
hingga ketinggian rendah pada saat hujan. [2] The World Meterological
Organisasi mengklasifikasikan Nimbostratus sebagai awan menengah yang dapat
mengentalkan ke dalam rentang ketinggian rendah selama hujan.
Awan Nimbostratus(Ni-St)
Ø
Bentuknya tidak menentu
ddengan pinggir compang-camping.
Ø
Di Indonesia awan ini
hanya menimbulkan gerimis.
Ø
Awan ini berwarna putih
gelap yang penyebarannyaa di langit cukup luas.
3.
Awan Sedang
Pada kawasan tropis awan
ini terletak di ketinggian 2-8 km, pada kawasan iklim sedang terletak di
ketinggian 2-7 km, sedangkan pada kawasan kutub terletak di ketinggian 2-4 km.
Yang termasuk dalam awan sedang antara lain :
a)
Awan Altokumulus(A-Cu)
Ø
Awan ini kecil-kecil,
tapi jumlahnya banyak
Ø
Awan Altokumulus
berwarna kelabu atau putih dilihat pada waktu senja.
Ø
Biasanya berbentuk
seperti bola yang agak tebal. Awan ini bergerombol dan sering berdekatan
sehingga tampak saling bergandengan.
Ø
Tiap-Tiap elemen nampak
jelas tersisih aantara satu sama lain dengan warna keputihan dan kelabu yang
membedakannya dengan Sirokumulus.
b)
Awan Altostratus(A-St)
Ø
Awan Altostratus
berwarna kekelabuan dan meliputi hampir keseluruhan langit.
Ø
Awan ini menghasilkan
hujan apabila cukup tebal.
Ø
Awan-awan di atas
terbentuk pada waktu senja dan malam hari dan menghilang apabila matahari
terbit di awal pagi.
4.
Awan Rendah (Keluarga C1)
Ini ditemukan dari dekat
permukaan hingga 6.500 kaki (2.000 m) [2] dan termasuk Stratus genus. Ketika
awan Stratus kontak dengan tanah, mereka disebut kabut , meskipun tidak semua
bentuk kabut dari Stratus.
Awan di Keluarga C1
meliputi:
a)
Awan Stratokumulus(St-Cu)
Ø
Genus stratocumulus
(Sc): awan konveksi yang sedikit biasanya dalam bentuk pola-pola tidak teratur
atau bulat, mirip dengan altocumulus tetapi ukurannya lebih besar dan bewarna
lebih gelap.
Ø
Spesies stratocumulus
stratiformis (Sc str): Sheets atau patch yang relatif datar stratocumulus.
Ø
Spesies stratocumulus
lenticularis (Sc len): Lens stratocumulus berbentuk.
Ø
Spesies stratocumulus
castellanus (Sc cas): stratocumulus menara.
Ø
Awan ini berbentuk
seperti bola-bola yang seringg menutupi daerah seluruh langit, sehingga tampak
seperti gelombang.
Ø
Lapisan awan ini tipis
dan tidak menghasilkan hujan.
Ø
Awan ini berwarna
kelabu/putih yang terjadi pada petang dan senja apabila atmosfer stabil.
b)
Awan Stratus(St)
Ø
Genus Stratus (St): awan
berlapisan seragam yang menyerupai kabut tetapi tidak menyentuh ke permukaan
tanah (relatif tinggi).[2]
Ø
Spesies nebulosus
Stratus (St cotok): rata selubung Stratus.
Ø
Spesies Stratus fractus
(St fra): kasar putus selembar Stratus.
Ø
Awan ini cukup rendah
dan sangat luaas. Tingginya di bawah 2000 m.
Ø
Lapisannya melebar
seperti kabut dan berlapis.
5.
Awan Vertikal (Keluarga D)
Awan ini terletak antara
500-1500 m,
a)
Awan Kumulonimbus(Cu-Ni)
Ø
Genus cumulonimbus (Cb):
awan dengan massa besar dan menjulang dari ketinggian rendah hingga sangat
tinggi, rawan badai dan petir. Mereka membentuk dalam massa udara yang sangat
stabil, khususnya sepanjang front yang bergerak cepat dingin.
Ø
Spesies calvus
cumulonimbus (Cb cal): awan cumulonimbus dengan sangat tinggi memotong puncak
kubah-jelas mirip dengan gumpalan awan yang menjulang tinggi.
Ø
Spesies capillatus
cumulonimbus (Cb cap): awan cumulonimbus dengan puncak yang sangat tinggi yang
telah menjadi berserat karena adanya kristal es.
Fitur Supplimentary inkus capillatus
cumulonimbus (Cb ink cap): Sebuah cumulonimbus inkus atas awan adalah salah
satu yang telah menyebar ke bentuk landasan yang jelas sebagai akibat dari
memukul lapisan inversi di bagian atas troposfer. Fitur Supplimentary dengan
mammatus cumulonimbus (Cb Mam): Sebuah dasar awan mammatus ditandai oleh
gelembung-tonjolan ke bawah seperti menghadap disebabkan oleh downdrafts lokal
dalam awan. WMO Resmi jangka cumulonimbus Mama.
Ø
Terletak pada ketinggian
kira-kira 1000 kaki dan puncaknya punya ketinggian lebih dari 3500 kaki.
Ø
Awan ini menimbulkan
hujan dengan kilat dan guntur.
Ø
Awan ini berhubungan
erat dengan hujan deras, petir, tornado, dan badai.
b)
Awan Kumulus(Cu)
Ø
Genus Cumulus (Cu) [6]
[7]
Ø
Spesies Cumulus
congestus (WMO: Cu Con / ICAO: TCU): awan dengan ukuran vertikal (lebar) yang
besar dan bewarna gelap keabu-abuan.
Ø
Pyrocumulus (tidak ada
singkatan resmi): awan Cumulus yang terkait dengan letusan gunung berapi dan
kebakaran skala besar. Tidak diakui oleh WMO sebagai genus yang berbeda atau
spesies.
Ø
Berwarna putih/gelap.
Ø
Merupakan awan tebal
dengan puncak yang agak tinggi. Terlihat gumpalan putih atau cahaya kelabu yang
terlihat seperti bola kapas mengambang, awan ini berbentuk garis besar yang
tajam dan dasar yang datar.
Ø
Dasar ketinggian awan
ini umumnya 1000 m dan lebaar 1 km.
E.
Awan Mammutus: Cantik Namun Berbahaya
Awan mammatus merupakan
salah satu awan yang memliki bentuk yang unik. Bentuknya seperti kantung-kantung
yang bergantungan di angkasa. Nama mammatus sendiri diambil dari bahasa Latin
yang berarti ambing atau payudara. Awanmammatus atau dikenal juga dengan
sebagai awanmammatocumulus ini sebenarnya adalah sebuah istilah meteorologi
yang dipakai untuk menggambarkan pola selular yang tergantung pada bagian bawah
dasar awan. Disebut dengan awan mammatus
karena bentuknya yang memang mirip dengan payudara seorang wanita.
Awan ini berbentuk
seperti kantung susu sapi yang bergantungan di dasar awan dan bergumpal-gumpal.
Awan ini terbentuk dari partikel es, dan masing-masing kantung dapat bertahan
dalam bentuk yang sama antara lima sampai sepuluh menit.
Bentuknya yang indah
sebenarnya tak seindah karakteristiknya. Jadi,jika kita naik pesawat terbang
harus berhati-hati saat melalui awan ini,karena sangat berbahaya untuk dilalui
oleh sebuah pesawat terbang. Awan ini juga sering dikaitkan dengan tanda-tanda
akan turunnya hujan badai. Biasanya pada saat hujan yang ditandai dengan adanya
awan mammatus ini seringkali menghasilkan badai atau bahkan sebuah tornado.
Awan seperti ini
biasanya muncul di daerah Amerika Serikat. Bentuknya seperti kumpulan lobus
atau gumpalan-gumpalan. Sebuah lobus awan biasanya berisi es,kadang juga bisa
berupa campuran es dan air atau hampir seluruhnya berisi air.
F.
Pyrocumulus: Panas Dan Ganas
Fenomena awan
pyrocumulus sangat berkaitan erat dengan panas. Awan ini terbentuk karena panas
yang meluas dan hebat dari suatu daerah yang membentuk awan cumulus. Panas pembentukannya
bisa diperoleh dari gunung berapi, kebakaran hutan, ledakan nuklir dalam bentuk
awan yang menyerupai jamur.
Awan pyrocumulus mengandung gerakan tidak
teratur yang hebat yang mengakibatkan angin ribut di permukaan yang dapat
membperburuk kebakaran besar. Pyrocumulus yang besar, terutama yang berpadu
dengan erupsi vulkanik, bisa juga menciptakan petir. Proses ini belum
sepenuhnya dipahami, tapi mungkin kaitannya dengan perpisahan muatan yang
disebabkan turbulansi hebat, dan mungkin dari partikel abu yang ada di awan dan
merupakan proses alam. Awan pyrocumulus yang menghasilkan petir sebenarnya
merupakan awan tipe cumulonimbus, setelah bergabung akhirnya membentuk awan
petir dan disebut awan pyrocumulonimbus
G.
Asperatus: Awan Yang Baru Ditemukan
Awan asperatus adalah
jenis awan baru yang berbentuk awan gelap, bergulung-gulung di angkasa. Menurut
penemunya, Gavin Pretor-Pinney, pendiri Cloud Appreciation Society, awan ini
sedikit terlihat seperti riak-riak ombak kecil yang terputus-putus jika dilihat
dari bawah. Nama Asperatus diberikan karena permukaan bawah asperatus terlihat
kasar dan berombak. Bentuk ini mirip seperti permukaan laut yang bergolak, dan
geraknya kacau mengombak.
Kata Asperatus berasal
dari bahasa latin yang artinya kasar. Bentuk ombak pada awan Asperagus
disebabkan oleh angin kencang stabil, dan terbentuk karena pertemuan antara
lapisan udara hangat dan udara dingin sehingga menyebabkan pemandangan yang
begitu menakjubkan. Jenis awan ini tidak saja ditemukan di Iowa, AS, tetapi juga
di Selandia Baru bagian selatan, Perthshire- Skotlandia, Devon ' U.K , dan sudah
sering ditemukan di berbagai lokasi di seluruh dunia.
Asperatus sering terlihat
dalam kumpulan badai angin yang besar. Namun dari beberapa laporan menyebutkan
bahwa awan ini cenderung terpecah tanpa membentuk badai terlebih dahulu.
Dalam ilmu telaah awan, terdapat
sepuluh bentuk dasar awan yang diklasifikasikan dalam istilah genus. Setiap genus
menggambarkan dimana awan-awan tersebut terbentuk, intensitas kemunculan
mereka, termasuk klasifikasi mengenai awan stratus, cumulus dan cirrus. Genre
ini kemudian dibagi kedalam dua spesies awan yang menggambarkan struktur
internal dan bentuk dan variasi awan yang menggambarkan transparansi dan
penyusunan awan. Apabila penemuan in diakui, maka hal ini adalah pertamakalinya
variasi awan diklasifikasikan sejak 1953.
Referensi :
Dirdjosoemarto,
Soendjojo. 1986. Buku materi pokok ilmu pengetahuan bumi dan antariksa.
Universitas Terbuka: Jakarta.
Rafi’I Suryana. 2010.
Meteorologi Dan Klimatologi. Penerbit Angkasa: Bandung.
Tanudidjaya, Moh.
Ma’mur. 1995. Ilmu Pengetahuan Bumi Dan Antariksa Untuk Sekolah Menengah Umum.
Depdikbud: Jakarta.
Tjasyono, Bayong. 2008.
Ilmu Kebumian dan Kebumian. Departemen Pendidikan Nasional, Penertbit Rosda:
Jakarta.
Tjasyono, Bayong. 2004.
Klimatologi. Penerbit ITB: Bandung.
Tjasyono, Bayong. 2008.
Meteorologi. Penerbit ITB: Bandung.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar